OUT LINE
PRAKTEK
KETRAMPILAN LAPANGAN
Nama : Ela Loupatty
NIM :
2010-65-005
Jurusan :
Manajemen Sumberdaya Perairan
Prog.
Studi :
Budidaya Perairan
Judul : Teknik Pembesaran Kepiting Bakau
Pada Wadah Pemeliharaan di Balai Budidaya Laut Waiheru
A.
LATAR
BELAKANG
Kepiting bakau Scylla serrata merupakan salah satu komoditas perikanan yang hidup
di perairan pantai, khususnya di hutan-hutan bakau (mangrove). Dengan sumber
daya hutan bakau yang membentang luas di seluruh kawasan pantai nusantara, maka
tidak heran jika indonesia dikenal sebagai pengeskpor kepiting yang cukup besar
dibandingkan dengan negara-negara produsen kepiting lainnya.
Indonesia merupakan negara kepulauan yang
terdiri dari sekitar 17.504 pulau besar dan kecil serta panjang garis pantainya
adalah 95.181 km yang berpotensi sangat besar bagi pembangunan perikanan
budidaya (Effendi dan Oktariza, 2006 dalam
Sipahelut, A. E, 2010). Salah satu
ekosistem pesisir yang mempunyai fungsi ekologis dan ekonomis adalah ekosistem
mangrove. Kawasan hutan mangrove merupakan habitat bagi sebagian besar
organisme termasuk kepiting bakau Scylla
serrata. Kepiting bakau Scylla serrata atau yang sering disebut
kepiting lumpur merupakan salah satu komoditas perikanan yang bernilai ekonomis
tinggi.
Sebagai komoditas perikanan yang bernilai
ekonomis tinggi, kepiting bakau terus menerus ditangkap di alam. Sekalipun
potensi kepiting bakau di alam cukup besar, namun tekanan yang ditimbulkan dari
kegiatan penangkapan juga sangat meningkat. Penangkapaan kepiting bakau secara
terus menerus berakibat pada semakin menurunnya jumlah kepiting di alam. Hal
tersebut dapat berakibat pada kepunahannya. Tingginya permintaan terhadap
kepiting bakau untuk memenuhi kebutuhan pangan juga sangat mempengaruhi semakin
meningkatnya kegiatan penangkapan (Kordi, 2007). Sehubungan kegiatan
penangkapan yang dilakukan secara terus menerus tanpa adanya kendali akan dapat
merusak kelestarian populasinya. Untuk itu perlu adanya usaha budidaya yang
diharapkan dapat mencegah kerusakan terhadap kelestarian populasi kepiting
bakau.
B.
RUMUSAN
MASALAH
Pembatasan masalah yang diambil
dalam Praktek Kerja Lapangan ini adalah teknik pembesaran
kepiting bakau pada wadah pemeliharaan di Balai Budidaya Laut Waiheru yang meliputi :
a. Persiapan media pada teknik
pembesaran kepiting bakau
b. Teknik penebaran benih
c. Manajemen kualitas air
d. Pengelolaan pemberian pakan
e. Pengamatan dan evaluasi Pertumbuhan
dan Kelangsungan hidup
C.
TUJUAN
Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui teknik
pembesaran kepiting bakau pada wadah pemeliharaan di Balai Budidaya Laut
Waiheru.
D.
MANFAAT
Manfaat pelaksanaan Praktek Kerja
lapangan ini adalah:
a. Dapat mengetahui serta mempraktekan
teknik persiapan wadah pada pembesaran kepiting bakau
b. Dapat mengetahui teknik penebaran
benih yang baik
c. Dapat mengetahui teknik pengelolaan
kualitas air yang ideal untuk pembesaran kepiting bakau
d. Dapat mengetahui teknik dalam
pemberian pakan yang baik untuk pembesaran kepiting bakau
e. Dapat mengetahui dan mengevaluasi
pertumbuhan serta kelangsungan hidup pada kepiting bakau
E.
METODE
PENELITIAN
a. Waktu dan Tempat
Praktek Kerja Lapangan ini
dilaksanakan pada tanggal 05 April sampai 01 Mei 2013 bertempat di Balai
Budidaya Laut Waiheru.
b.
Objek
Kerja Praktek Lapangan
Objek pengamatan Praktek Kerja
Lapangan adalah Teknik Pembesaran Kepiting Bakau pada Balai Budidaya Laut
Waiheru. Adapun kegiatan difokuskan pada: persiapan media, penebaran benih,
pengelolaan kualitas air, pengelolaan dan pemberian pakan, serta evaluasi
pertumbuhan dan kelangsungan hidup.
c.
Metode
Pengambilan Data
Metode pengambilan data yang
digunakan berupa metode deskriptif. Metode deskriptif adalah pengambilan data
dengan melakukan pengamatan terhadap suatu keadaan. Data yang di ambil ada 2
macam, yaitu :
1.
Data
Primer
Data Primer adalah pengambilan data
yang dilakukan melalui sumber-sumber asli, dapat melalui observasi langsung
atau pengamatan dan dapat melalui wawancara untuk mendapatkan informasi dari
narasumber.
Observasi langsung merupakan
pengamatan berbagai kegiatan yang dilakukan pada saat dilapangan oleh mahasiswa
yang meliputi berbagai jenis objek yang diamati pada lokasi praktek.
Wawancara merupakan suatu kegiatan
yang bertujuan untuk mendapatkan informasi dari narasumber yang dinilai dapat
memberikan informasi dengan akurat, informasi tersebut untuk keperluan dalam
penyusunan laporan.
2.
Data
Sekunder
Data sekunder adalah data yang
diambil dengan cara mengutip atau menjadikan buku sebagai literatur untuk
melengkapi data primer. Data-data yang biasa diambil dari buku yang menjadi
literatur dalam data sekunder biasanya berupa tabel, gambar atau kutipan
pernyataan seseorang atau penulis tersebut. Kemudian data tersebut dicantumkan
pada bagian pembahasan untuk membandingkan antara praktek di lapangan dengan
literatur tersebut.
F.
REFERENSI
Kordi, M. G. H. 2007. Budidaya Kepiting Bakau (Pembenihan, Pembesaran, dan Penggemukan).
Aneka Ilmu, Semarang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar